Mulai dari Aksi Kecil, Saatnya Anak Muda Bergerak untuk Mitigasi Perubahan Iklim
By Chaca Atmika - Tuesday, October 26, 2021
Beberapa tahun belakangan ini, kita sering mendengar ataupun membaca mengenai isu global yang terjadi di bumi kita tercinta yakni perubahan iklim. Hal ini urgent untuk disuarakan karena kita harus mulai menyadari bahwa bumi telah mendekati fase paling mencemaskan akibat dampak dari perubahan iklim.
Pada peringatan hari Bumi Net-Zero Summit 2021 yang diadakan secara virtual oleh Foreign Policy of Indonesia 20 April lalu, Mantan Menteri Lingkungan Hidup periode 1978-1993, Profesor Emil Salim menyebutkan bahwa jika tidak ada upaya signifikan untuk penurunan emisi gas rumah kaca, maka pada tahun 2050, suhu bumi akan naik tajam hingga 1,5-3 derajat Celcius. Lalu pada tahun 2100 suhu bumi akan naik 4-8 derajat Celcius. Artinya, generasi selanjutnya akan menemui masa tuanya dalam situasi bumi yang sangat panas. Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan pun akan mendekati kepunahan.
Oleh karena itu, negatif emisi pada saat ini merupakan keharusan. Sebagai salah satu penghuni bumi dan mengingat kita juga tinggal di negara kepulauan dan berada di garis khatulistiwa yang menjadi salah satu negara yang akan terkena dampak perubahan iklim yang mengerikan, kita sudah sewajibnya membantu pemerintah mencapai target negative zero emmision. Apa sih upaya yang bisa kita lakukan untuk mitigasi perubahan iklim ini? Sebagai pemuda Indonesia, kita bisa mulai bersama-sama dengan aksi kecil seperti yang beberapa waktu belakang mulai aku lakukan.
7 Langkah #TimeforActionIndonesia
#UntukmuBumiku
Untuk mencegah dampak perubahan iklim, kita bisa memulainya dari diri sendiri. Coba perhatikan hal-hal sederhana apa saja yang kita lakukan setiap hari yang ternyata membawa dampak pada perubahan iklim. Setelah digali, kita bisa mulai mempraktekan hal simple yang ternyata berguna bagi kesehatan bumi.
1. Mulai Kurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor Pribadi
Saat ini olahraga sepeda sudah menjadi trend di kalangan masyarakat. Bagaimana jika trend ini tidak hanya sebatas trend tahunan yang kemudian hilang seiringnya waktu? Bagaimana jika trend ini kita jadikan habit. Tidak hanya pada Sabtu atau Minggu berkumpul bersama komunitas sepeda, kita bisa gunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari jika memang jarak dan waktunya memungkinkan.
Beberapa waktu belakangan, saya sudah mulai mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi jika berpergian ke tempat-tempat yang masih bisa terjangkau dengan berjalan kaki ataupun naik sepeda. Manfaat berjalan kaki atau bersepeda tidak hanya kepada lingkungan tapi juga untuk kesehatan diri kita sendiri, selain menjaga bumi kita juga bisa sekalian berolahraga setiap harinya.
image source: freepik |
2. Membawa Tas Belanja dan Botol Minuman Sendiri
Belanja di minimarket ataupun supermaket adalah kebutuhan sehari-hari yang tidak bisa kita hindari. Di beberapa tempat saat ini sudah mulai mengurangi penggunaan tas belanja plastik, oleh karena itu kemana pun kita pergi, persiapkan diri dengan membawa kantong belanja ramah lingkungan yang berfungsi untuk membawa barang-barang belanjaan kita.
Selain itu, mulai biasakan membawa botol minuman atau sedotan sendiri. Apalagi kebiasaan orang Indonesia saat ini yang selalu jajan minuman seperti kopi kekinian ataupun boba belum bisa dihindari. Padahal sampah plastik dari bekas minuman tersebut turut membawa kontribusi dalam dampak perubahan lingkungan. Namun perlu diingat pula, tidak perlu mengkoleksi botol minuman atau sedotan terlalu banyak, cukup 1-2 untuk digunakan secara bergantian. Karena pembuatan botol minuman dan sedotan juga turut menyumbang emisi karbon yang berdampak pada lingkungan.
3. Matikan Alat Elektronik Saat Tidak Dibutuhkan
Menghemat penggunaan energi listrik di rumah terdengar simple, namun masih banyak yang belum bisa memaksimalkan hal tersebut. Mulai dari matikan lampu pada ruangan yang masih terlihat terang tanpa pencahayaan, tidak men-charge handphone atau laptop seharian. Perlu diingat, handphone atau laptop hanya memerlukan 1 hingga 2 jam hingga baterai terisi penuh, jadi men-charge seharian hanya akan membuang-buang daya dan juga mengakibatkan kerusakan pada alat elektronik. Mulai lah lebih bijak dalam penggunaan listrik di rumahmu.
image source: freepik |
4. Pilah Sampah Sesuai Jenisnya
Memilah sampah adalah hal yang paling tricky untuk dilakukan. Di Indonesia kita sudah terbiasa mencampur segala jenis sampah pada satu tempat. Nah, mulai sekarang yuk belajar memilah sampah agar bisa di daur ulang. Sebagai perempuan yang memiliki banyak skin care dan kosmetik aku mulai memisahkan sampah kemasan skincare di tempat yang terpisah dari sampah-sampah di rumah. Apalagi saat ini sudah banyak pegiat alam yang mulai concern dengan keberadaan sampah botol kemasan ini, sehingga kita bisa mengirimkan sampah-sampah tersebut untuk di daur ulang.
Awalnya tidak mudah karena menunggu sampah menumpuk baru kemudian dikirimkan ke tempat pendaur ulangan. Tapi sekarang aku sudah bekerja sama dengan orang-orang di rumah kalau kita sepakat untuk memisahkan sampah-sampah botol kemasan tersebut pada kardus yang sudah disediakan. Selain botol kemasan, yang paling banyak lagi adalah sampah plastik dari paket online. Pasti sepakat donk, saat ini kita lebih banyak belanja online, padahal sampah yang dihasilkan tidak kalah banyak dibandingkan belanja di storenya langsung. Untuk itu, kita juga mulai cerdas dalam berbelanja agar tidak menimbulkan sampah yang menumpuk.
image source: freepik |
5. Menanam Tanaman di Pekarangan Rumah
Selama pandemi, trend menanam tanaman di rumah juga menjadi hits. Menurut aku trend ini bagus karena tanaman sangat bagus untuk menghasilkan oksigen yang lebih banyak di sekitar kita. Jangan lantas ikut-ikutan trend menanam tanaman tertentu, tapi kita cari tanaman yang mudah perawatannya sehingga bisa tumbuh subur dan sekaligus mempercantik rumah.
image source: freepik |
6. Bijak Mengkonsumsi Makanan
Hayo siapa di sini yang suka beli banyak makanan hanya karena lapar mata tapi nggak dihabiskan? Kalian tahun nggak sih kalau ternyata sisa makanan yang kita buang menghasilkan gas metana yang turut berkontribusi pada pemanasan global. Secara global, pembuangan makanan atau yang lebih dikenal dengan food waste menghasilkan sekitar 4,4 giga ton karbondioksida atau 8% dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia. Oleh karena itu, mulai dari sekarang mulai bijak ya ketika membeli makanan. Ingat juga, banyak lho di luar sana orang-orang yang berupaya untuk bisa makan, masa sih kita malah buang-buang makanan? Sebagai Pemuda, saya bersumpah akan lebih bijak ketika membeli makanan!
image source: freepik |
7. Lakukan Gerakan Thrifting Shopping
Tidak bisa dipungkiri, sebagai perempuan belanja baju adalah kebutuhan. Apalagi kita suka mengincar baju-baju yang lagi trend. Padahal tahu nggak sih, industri fashion menyumbang setidaknya 10% dari emisi karbon dunia. Maka dari itu, thrifthing shopping ini merupakan upaya mengurangi sampah pakaian yang sulit terurai. Walaupun bekas, baju-baju yang dijual di thrift shop biasanya masih bagus dan tak jarang masih terlihat baru.
Nah itu dia 7 langkah kecil aku sebagai #MudaMudiBumi untuk mitigasi perubahan iklim. Belum sempurna pasti, tapi bayangkan jika aksi kecil ini dilakukan semua orang di dunia, tentu kita akan sangat berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim di bumi. Semangat yuk, untuk kesehatan bumi kita tercinta.
13 komentar
setuju banget tipsnya sederhana tapi berarti untuk bumi
ReplyDeleteya ampun terimakasih infonya kak chaca, mulai sekarang kita semua harus banget buat action yang bisa memperlambat kerusakan bumi
ReplyDeleteNomor 5 nih agak PR buat aku. Ga bs ngurus tanaman 😭
ReplyDeleteSuka banget sama blog postnya! Kita anak muda harus lebih peduli sama lingkungan 👌🏼
ReplyDeletePerubahan iklim ini serem yaa. Khawatir deh di masa depan bakal lebih buruk kalo nggak dijaga sejak sekarang..
ReplyDeleteTips 2 3 4 5 6 udah aku terapkan nih, semoga semakin membantu melindungi bumi kita
ReplyDeleteYang memilah sampah ini nih yang belum aku lakuin. Anaknya males banget. Padahal hal kecil ini bisa bantu menjaga iklim ya
ReplyDeletepermasalahan ini emang gak hanya diajarkan aja ya meskipun mulai dini tapi yang paling penting penerapannya aja sih di kehidupan
ReplyDelete2,3 dan 5 aja nih yang udah aku terapin, semoga nanti pelan2 bisa terapin semuanya
ReplyDeleteaku masih susah no. 1 dan 4 nih. pelan-pelan lah ya..
ReplyDeleteWah dr list itu, yg uda kukerjain masih 2, yg lainnya kok susah yaa apalagi milah sampah..
ReplyDeleteNomor 1 dan 3 belum bisa aku lakukan neh. Sisanya, semoga tetap bisa kulakukan terus.
ReplyDeletesebenernya langkah-langkah yang bisa kita lakukan tuh simple yaa dan dekat banget dengan kegiatan kita sehari-hari. memilah sampah tuh buatku masih effort banget sih 🥺
ReplyDelete