Empat Windu Membangun Bangsa Bersama Universitas Terbuka
By Chaca Atmika - Wednesday, August 17, 2016
Setiap memilih sebuah perguruan tinggi, pasti yang ada dipikiran kita hanya Universitas-Universitas terkemuka yang memang sudah punya nama besar di Indonesia. Padahal, kualitas seseorang tidak bisa ditentukan dari sebuah Universitas tempat mereka mengemban pendidikan. Semua balik lagi ke pribadi orang tersebut, bagaimana ia bisa memanfaatkan ilmu-ilmu yang diberikan dari sebuah Universitas untuk diaplikasikan ke kehidupan yang nyata.
Memang, ada rasa bangga jika kita bisa menyebutkan almamater tempat kita bersekolah. Tapi pernah nggak sih kita terpikirkan untuk membuat almamater kita yang menjadi bangga karena pernah memiliki siswa didik seperti kita? Coba hitung ada berapa calon mahasiswa atau mahasiswi di Indonesia yang akan melanjutkan pendidikan ke Universitas atau Perguruan Tinggi setiap tahunnya? Apa mungkin Universitas yang dianggap bergengsi itu mampu menampung mereka semuanya? Apa jika kita tidak bisa menjadi salah satu kandidat yang akan masuk ke Universitas bergengsi tersebut lalu kita menjadi orang bodoh atau tidak berguna di masa depan?
Anggapan-anggapan yang malah membuat kita drop itu sebenarnya harus kita buang jauh-jauh. Sudah saatnya kita berpikir ke depan, bagaimana membuat bangsa ini maju dengan ilmu pengetahuan yang kita dapatkan dimanapun. Pendidikan itu tidak ada matinya. Jangan pernah menjadikan jarak sebagai alasan untuk tidak mengemban pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sudah banyak kok universitas atau perguruan tinggi yang menerapkan sistem belajar jarak jauh. Dan kualitas dari sistem pendidikan ini juga tidak perlu diragukan lagi.
Salah satu Perguruan Tinggi yang menerapkan sistem belajar jarak jauh ini adalah Universitas Terbuka. Sejak diresmikan pada 4 September 1984, Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di Indonesia ini telah menerapkan sistem pembelajaran tanpa bertatap muka, melainkan dengan menggunakan media cetak seperti modul dan non cetak seperti audio atau video, komputer atau internet, siaran radio dan televisi. Ini tentunya menjadi kesempatan besar untuk kita yang ingin mengemban pendidikan di perguruan tinggi, namun tidak punya cukup waktu jika harus datang ke kampus setiap saat dengan alasan harus bekerja atau yang lainnya. Keuntungan lainnya, untuk belajar di sini, tidak ada pembatasan usia, waktu registrasi ataupun frekuensi mengikuti ujian. Yang terpenting adalah setiap calon mahasiswa Universitas Terbuka harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah ke atas atau sederajat. Jadi sudah tidak ada alasan lagi untuk warga Indonesia di manapun berada yang kesulitan menimba ilmu setinggi-tingginya.
Di Universitas Terbuka ini kita bisa memilih jurusan yang ditawarkan oleh 4 fakultas yang ada. Seperti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang memiliki 5 jurusan dengan 10 program studi S1, Fakultas Ekonomi (FEKON) dengan 3 program studi S1 yaitu ekonomi pembangunan, manajemen dan akuntansi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang menawarkan 6 program studi berjenjang S1 yaitu Statistika, Matematika, Biologi, Ilmu dan Teknologi Pangan, Agribisnis dan Perencanaan Wilayah dan Kota Bidang Minat Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PWKL). Tak hanya itu saja, ada pula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang memiliki 8 program studi sarjana S1 dan Diploma mulai dari D2 Perpustakaan, D3 Perpajakan dan D4 Kearsipan.
FEKON, FKIP, FMIPA dan FISIP di Universitas Terbuka |
Selain program S1 dan Diploma, Universitas Terbuka ini juga memiliki program Pascasarjana yang sudah ada sejak tahun 2004. Pada program Magister (S2), Universitas Terbuka memiliki 6 program studi yaitu Administrasi Publik, Manajemen, Pendidikan Matematika, Manajemen Perikanan, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Bahasa Inggris. Dan tak hanya itu saja, selain program yang terdapat pada fakultas, Universitas Terbuka juga menawarkan program sertifikat diantaranya Massive Open Online Corses, Indonesian Language Program atau Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing, Program Pendidikan Berkelanjutan, Program Pelatihan Pembelajaran dan Program Mata Kuliah Mandiri.
Program Sertifikat dan Pascasarjana di Universitas Terbuka |
Begitu banyaknya pilihan jurusan yang diberikan Universitas Terbuka, tak heran sudah banyak alumni yang telah dihasilkan dan berhasil membangun negeri selama 4 windu Universitas ini berdiri. Sebut saja Kristiani Herrawati (Ibu Negara Republik Indonesia 2004-2014), Djohar Arifin Husin (Ketua Asosiasi Sepakbola Indonesia 2011-2015), Wiranto (Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan 2016) dan Putri Una (DJ). Fasilitas yang ditawarkan di Universitas Terbuka ini juga cukup lengkap lho, mulai dari online learning yang meliputi tutorial online, praktikum dry-lab, latihan mandiri, materi pengayaan mata kuliah, ITV-UT, ruang baca virtual dan sumber pembelajaran terbuka, ada pula perpustakaan digital dimana setiap mahasiswa bisa mengakses buku materi pokok digital, e-journal, e-book dan karya-karya referensi online lainnya secara fulltext, serta ada juga toko buku online dan wisma atau balai sidang yang bisa disewa oleh masyarakat umum atau instansi dengan mengajukan pemesanan terlebih dahulu.
Balai Sidang Universitas Terbuka / Universitas Terbuka Convention Centre |
Untuk Wisma Universitas Terbuka ini sendiri terdiri dari 3 Wisma dengan kapasitas 16, 46 dan 45 kamar. Fasilitas lain yang bisa dimanfaatkan adalah Balai Sidang Universitas Terbuka Convention Centre, lapangan tenis hard-court outdoor, lapangan futsal, tempat fitnes serta jogging track mengelilingi danau. Dengan tetap konsisten memberikan kualitas dan fasilitas terhadap mahasiswanya, tidak mengherankan jika Universitas Terbuka berhasil bertahan dan bersaing dengan Universitas lainnya hingga di usia yang ke-32 ini.
"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-32. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan."
0 komentar