Ingat kasus Arya Permana, bocah 10 tahun yang mengalami obesitas dan marak dibicarakan di mana-mana ini? Kasus obesitas ini menunjukkan pada kita semua betapa bahaya dan merugikannya obesitas. Dan jangan salah, obesitas bisa dialami siapa saja, tak hanya pada orang dengan pola makan yang berlebihan tapi juga pada orang yang memiliki gaya hidup sedentari. Namun sebenarnya, seperti apa itu gaya hidup sedentari?
Sedentari itu sendiri lebih kepada pola hidup. Biasanya orang yang berperilaku sedentari melakukan segala aktivitas sehari-hari dengan mengeluarkan sedikit energi, seperti seringnya berada pada posisi duduk atau berbaring. Namun perlu diketahui, gaya hidup sedentari ini berbeda dengan gaya hidup tidak aktif. Orang dengan gaya hidup tidak aktif biasanya tidak melakukan olahraga secara teratur dan tidak melakukan olahraga yang cukup. Dan hal ini berbeda dengan gaya hidup sedentari. Orang dengan gaya hidup sedentari tetap melakukan olahraga yang cukup dan teratur, namun mereka terbiasa melakukan aktivitas sedentari dalam waktu panjang perharinya.
Kebiasaan tidur atau duduk berjam-jam untuk membaca, menonton TV, bekerja atau mengemudi dalam waktu yang panjang setiap harinya ternyata tanpa disadari dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti sindroma metabolik, penyakit kardiovaskuler, diabetes hingga obesitas. Masalah-masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat duduk terlalu lama ini bisa membuat penurunan penggunaan kelompok otot besar di tubuh dan bisa membuat intake gula dan lemak turun serta meningkatkan kadar gula darah dan kolestrol. Akibatnya, resiko kesehatan akan semakin meningkat.
Bahkan berdasarkan survey yang dilakukan The Australian Diabetes, Obesity and Lifestyle Study pada tahun 2010 selama 6,5 tahun terhadap 11.000 populasi orang dewasa membuktikan tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan lamanya waktu menonton TV. Dan setiap penambahan 1 jam menonton televisi terjadi peningkatan resiko kematian sebanyak 18%. Kelompok orang yang menonton TV lebih dari 4 jam/hari ini juga bisa meningkatkan kematian sebanyak 80%.
Pola hidup sedentari terkadang terpaksa dilakukan seseorang karena faktor pekerjaan yang harus dilakukannya. Namun dampak perilaku sedentari seperti duduk lama sepanjang hari dan terlepas dari kegiatan lainnya akan memperburuk kesehatan. Melakukan perilaku sedentari lebih dari 8 jam/hari saja dapat memperburuk kesehatan, apalagi jika melakukan lebih dari 11 jam/hari, pastinya dampak yang diakibatkan akan semakin fatal. Jika kita terpaksa melakukan perilaku sedentari dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa mengatasinya dengan mengurangi durasi duduk dan jenis aktivitas sedentari. Apabila terpaksa duduk dalam waktu lama, usahakan interupsi dengan bangkit berdiri selama 5 menit setelah duduk selama 1-2 jam.
Buruknya kebiasaan yang kita lakukan setiap hari ini memang bisa memicu obesitas, namun kita tetap bisa meminimalisirnya dengan melakukan gaya hidup aktif. Cobalah dengan mengurangi waktu inaktif seperti duduk di depan layar hingga tertidur atau mulai membiasakan diri berjalan kaki kemanapun pergi, jangan lupa untuk memberi jeda duduk setiap 2- 3 jam. Pencegahan ini bisa mengurangi munculnya obesitas dalam tubuh. Namun jika terlanjur mengalami obesitas, segera perbaiki diri dengan melakukan diet-diet sehat atau bisa juga mengikuti program penurunan berat badan bersama ahlinya. Salah satu tempat yang direkomendasikan untuk menjalankan program penurunan berat badan di Indonesia yaitu lightHOUSE. Sebelumnya kita juga bisa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter dan ahli gizi di klinik lightHOUSE Indonesia secara gratis. Klinik penurunan berat badan yang sudah terpercaya karena telah teruji lebih dari 11 tahun ini memiliki beberapa program seperti lightWEIGHT dan LightMEAL yang bisa diikuti oleh orang yang memiliki masalah berat badan namun selalu gagal dalam menjalankan diet sehat. Dengan memiliki berat badan yang seimbang dan pola hidup yang sehat, niscaya kita akan terhindar dari bahaya obesitas.
0 komentar