Pengertian Diksi, Kalimat Efektif dan Kalimat Turunan

By Chaca Atmika - Monday, October 31, 2011

Penjelasan Diksi


Diksi atau yang biasa dikenal dengan pemilihan kata memiliki arti gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Sehingga setiap kata yang didengar dan dipahami memiliki seni tersendiri. Diksi juga memiliki dampak terhadap pada pemilihan kata dan sintaks.

 

            Seorang ahli bahasa ternama di Indonesia, Dr. Gorys Keraf pernah membuat sebuah karya tulis berjudul Diksi dan Gaya Bahasa pada tahun 1981. Di dalam buku tersebut dikatakan untuk dapat menulis sebuah karangan, tentunya dibutuhkan persyaratan tertentu, seperti seseorang harus mampu memilih kata-kata yang tepat, harus luas kosa katanya, serta mampu menggunakan kamus yang ada. Di samping itu, seorang penulis harus pula mampu mengungkapkan maksud dengan gaya bahasa yang cocok dan tepat.

Penjelasan Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.

Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)

·        Kesatuan Gagasan
Memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam.

 

·        Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/ imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-. Kalimat itu harus diubah :
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

 

·        Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar, anyelir  dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah:
Mawar, anyelir dan melati sangat disukainya.

 

·        Penekanan
  Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya:
a)      Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat. Contoh :
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
 
b)     Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah. Contoh :
Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
Kami pun turut dalam kegiatan itu.
Dapatkah dia menyelesaikannya?

 

c)      Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting. Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

 

d)     Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh :
Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

·        Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/ masuk akal. Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/ tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya :
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.


Kalimat Turunan

Ciri-ciri dari kalimat turunan:
·       Bersusun / majemuk.
·       Tidak sempurna, elips.
·       Berbentuk pertanyaan atau perintah.
·       Bersifat medial, pasif dan negatif.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar